Selasa, 14 April 2015

Rumah Kita

Assalamu'alaikum..
Bismillahirrahmanirrahiim…
 

 


Kita bukan penduduk bumi,
Kita adalah penduduk syurga.
Kita tidak berasal dari bumi,
Tapi kita berasal dari syurga.

Maka carilah bekal untuk kembali ke rumah,
Kembali ke kampung halaman.
Dunia bukan rumah kita,
Maka jangan cari kesenangan dunia.

Kita hanya pejalan kaki dalam perjalanan kembali kerumahnya.

Bukankah mereka yang sedang dalam perjalanan pulang selalu mengingat rumahnya dan mereka mencari Buah tangan untuk kekasih hatinya yang menunggu di rumah?
Lantas, apa yang kita bawa untuk penghuni rumah kita, Rabb yang mulia?

Dia hanya meminta amal sholeh dan keimanan, serta rasa rindu padaNya yang menanti di rumah.
Begitu beratkah memenuhi harapanNya?

Kita tidak berasal dari bumi,
Kita adalah penduduk syurga.
Rumah kita jauh lebih Indah di sana.

Kenikmatannya tiada terlukiskan,
Dihuni oleh orang-orang yang mencintai kita.
Ada istri sholeha serta tetangga dan kerabat yang menyejukkan hati.

Mereka rindu kehadiran kita,
Setiap saat menatap menanti kedatangan kita.
Mereka menanti kabar baik dari Malaikat Izrail.
Kapan Keluarga mereka akan pulang.

Ikutilah peta (Al Qur’an) yang Allah titipkan sebagai pedoman perjalanan.
Jangan sampai salah arah dan berbelok ke rumahnya iblis Laknatullah yaitu neraka

Kita bukan penduduk bumi,
Kita penduduk syurga.
Bumi hanyalah perjalanan.
Kembalilah ke rumah.

Jangan terlalu sibuk dengan dunia..

*Jangan Lupa Tinggalkan Komentarnya setelah membaca setiap artikel yang ada pada blog ini, shukron
Assalamu'alaikum.. 
By Putra Ramanda

Senin, 02 Maret 2015

Trilogi Keseimbangan Ibadah (Iman-Ilmu-Amal)


Assalamu'alaikum..
Bismillahirrahmanirrahiim…
 
Saya menyebutnya trilogi keseimbangan ibadah, karena ketiganya harus senantiasa bersatu. Kurang sempurna bila beramal hanya bermodalkan iman saja tanpa ilmu. Kaburo maqtan ‘indallah (Allah marah banget) bila beriman dan berilmu tapi tanpa amal; dan akan percuma bila berilmu dan beramal tapi tanpa iman.

Simak ilustrasi berikut,
Ada seorang anak muda baru lulus kuliah, diterima bekerja di sebuah bank swasta nasional. Ini anak sejak kuliah sudah rajin shalat tepat waktu, dhuha nggak pernah ketinggalan, baca Qur’an dan bangun malem jadi kebiasaan sehari-harinya.

Di tempat kerjanya, ia adalah type anak muda yang workaholic (gila kerja). Kalau sudah kerja, serius banget, ampe-ampe lupa yang lain. Pokoknya mah target tercapai, prestasi bagus, atasan seneng. Pergi pagi, pulang sore, kadang malam di rumah masih ngerjain ini itu juga buat kantornya. Subhanallah… di usianya yang relatif muda dan masa kerja yang seumur jagung, karirnya melesat dengan cepat. Melampaui karir para seniornya, bak pembalap MotoGP Valentino Rossi, pembalap kelahiran Urbino Italia, 16 Februari 1979 yang menjuluki dirinya The Doctor. Wah pokoknya manteb dah.

Dengan gagahnya, ia ambil kredit rumah dan mobil sebelum menikah — yang seharusnya lebih ia prioritaskan.

Perubahan life style ternyata mempengaruhi ibadah stylenya. Shalat lima waktu yang dulu selalu on time, kini berubah jadi in time. Masih inget shalat saja dah mending istilahnya mah. Boro-boro ngerjain dhuha tiap hari, seminggu sekali dua raka’at saja udah syukur. Baca Qur’an dan bangun malem hanya dilakoni pas ketemu Ramadhan saja. He he he masih mendingan sih.

Hingga suatu saat datanglah teguran dari Allah.
Bank tempat ia bekerja harus dilikuidasi sebagai imbas krisis moneter. Diapun akhirnya terpaksa harus dirumahkan. Stress, bingung, mau teriak… malu ama tetangga, mau menyalahkan bingung siapa yang harus disalahkan. Akhirnya ia kembali menjadi cicak musholla.

Di sana ia baru tersadarkan bahwa karunia yang ia terima selama ini sebagai hadiah karena kedekatannya dengan Allah semasa ia kuliah dan do’a orangtuanya.

Ia tersadarkan saat ada ustadz yang mengajarkan Tafsir Al-Alusy dalam taklimnya bahwa Allah akan memberikan kehidupan yang baik berupa rasa qona’ah terhadap anugerah rizki dan segala kebaikan yang disajikan Allah di dunia dan keselamatan di akhirat bagi siapa saja hamba-Nya yang beriman dan beramal shaleh sebagaimana Allah jelaskan di Qur’an Surat An-Nahl [16] ayat 97:

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam Keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan Sesungguhnya akan Kami beri Balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.
(Q.S. An-Nahl [16]: 97)

Andai ia tahu dari dulu, andai ia punya ilmu dari dulu bahwa ibadahnya sangat mempengaruhi kehidupannya, pastilah ia akan terus istiqomah dalam beribadah, tidak malah semakin jauh dari Allah. Semakin malas mengerjakan ibadah-ibadah sunnah yang sangatlah berpengaruh bagi hidup dan kehidupannya.

Itulah gambaran orang beramal tanpa ilmu dan keyakinan penuh kepada Allah, bahwa Allah-lah yang memberinya rizki, Allah-lah yang sudah menjadikan ia sejahtera, Allah-lah yang telah menjadikannya begini dan begitu. Dialah yang Maha segalanya.

Ada juga contoh orang yang kurang ilmunya dalam beribadah.

Syahdan, seorang hamba berdo’a agar dikasih rezeki yang banyak. Sekian tahun dia berharap akan terkabulnya doa tersebut, yang ada bukan hartanya yang bertambah tapi malah anak tiap taon lahir satu-satu nggak terasa eh ternyata sudah setengah lusin… he he he.

Kalaulah dia tidak punya ilmunya, maka yang terjadi adalah ia enggak mau bersyukur sama Allah. Yang ada malah protes, “Saya mintanya rizki berupa uang kok malah dikasih anak.’’

Dia nggak sadar bahwa Allah punya rencana, siapa tahu di antara anaknya yang enam itu yang kemudian mengangkat derajatnya menjadi orang kaya dan mulia dalam pandangan Allah maupun manusia.

Ada yang malah kebalikannya, berdo’a minta rizki berupa anak, sama Allah malah dikasih karir yang melesat dengan cepat, bisnis makin maju, punya ini dan itu, tapi anak yang dinanti tiada kunjung hadir. Kalaulah dia nggak tahu ilmunya maka yang terjadi dia akan kufur dan enggan lagi meminta bahkan kapok alias jera, enggak mau lagi berdoa. Padahal Allah berencana yang terbaik buat dia. Boleh jadi setelah punya ini dan itu dan segalanya sudah siap dia baru dianugerahi anak keturunan. Sebagaimana penjelasan dan motivasi Rasulullah SAW tentang do’a, dari Abi Sa’id, diriwayatkan Imam Ahmad dan Imam Al Hakim, bahwa selama do’a kita tidak berbalut dosa dan pemutusan silaturrahim, pastilah akan dijawab Allah.

Cuma, kitanya yang harus belajar dan makin banyakin lagi do’anya tambah keyakinannya lagi, karena ketahuilah Allah SWT menjawab dengan tiga cara, yaitu:


“ إمَّا أَنْ يُعَجِّلَ لَهُ دَعْوَتَهُ ، وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ ، وَإِمَّا أَنْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنْ السُّوءِ مِثْلَهَا “
 “Dipercepat pengabulan do’anya, disimpan buat si pendo’a di akhirat kelak, diganti dengan di-delete-nya keburukan yang seimbang dengan do’anya”

Saya menyebut tiga type pengabulan do’a sebagai berikut:
  1. Do’a yang dipercepat, yaitu do’a yang langsung dikabulkan, cespleng, minta A di kasih A, minta B dikasih B dan seterusnya.
  2. Do’a yang ditunda, yaitu dikabulkan tapi tidak hari ini tapi, mungkin esok’ lusa, minggu depan, bulan depan, tahun depan. Atau bahkan nanti di akhirat di saat tidak ada lagi perlindungan selain perlindungan-Nya, maka datanglah segerombol pahala do’anya yang terpanjatkan di dunia.
  3. Do’a yang dikonversi, sebagaimana contoh di atas, minta uang dikasih anak, minta anak dikasih harta.
Jadi, biar kita terus husnuzhzhon sama Allah, biar tambah paham akan hikmah di balik setiap pahit manisnya kehidupan, terus yakin sama Allah, terus istiqomah dalam beribadah, maka ada baiknya, iring teruuuus dengan banyak belajar, banyak membaca, banyak hadir di majelis-majelis ilmu dan lain sebagainya.

Saya mah yakin betul sebagaimana Uangkapan salah satu Ustadz yang saya fans kan, beliau mengungkapkan tentang perbedaan derajat antara orang yang beramal dengan ilmu dengan yang tanpa ilmu, sebab memang amalannya beda. Seseorang yang berilmu, akan beramal dengan ilmunya itu. Sehingga ada keyakinan dan harapan. Bukankah keyakinan dan harapan juga adalah sebuah kelezatan ibadah tersendiri?

يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ
 ….Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat….
(Al Mujaadilah : 11)

Subhanallah Walhamdulillah Walailahaillallah Wallahuakbar Walahaulawalaquwwattaillabillah.

*Jangan Lupa Tinggalkan Komentarnya setelah membaca setiap artikel yang ada pada blog ini, shukron
Assalamu'alaikum.. 
By Putra Ramanda


Kamis, 26 Februari 2015

Mari Kita Besarkan Harapan


Assalamu'alaikum..
Bismillahirrahmanirrahiim…

Besarkan harapan. Jangan besarkan masalah.

Besarkan harapan. Jangan memperbesar ketakutan.

Besarkan harapan. Jangan memperbesar kekhawatiran.

Besarkan harapan. Jangan memperbesar kegelisahan.

Besarkan Allah. Jangan besarkan orang-orang, siapapun dia. Orang kaya kah, pejabat kah, orang terkenalkah.

Besarkan Allah. Jangan besarkan otak, pikiran, dan juga ikhtiar. Lalu kita bersandar kepada otak, pikiran, dan ikhtiar.

Keindahan dan Kesucian Al-Qur'an mengajarkan diri saya, untuk hanya melihat dan bersandar kepada Kebesaran Allah. InsyaaAllah kepercayaan diri, keyakinan, akan membesar. Tidak lemah, dan tidak melemah. Tidak kecil, dan tidak mengecil.

Setiap kali masalah membesar, setiap kali kesulitan membesar, selalu saya ajarkan diri saya, untuk melihat Kebesaran Allah. Apakah lebih besar masalah dan kesulitan saya? Masalah dan kesulitan kita-kita? Atau Kebesaran Allah yang lebih besar? Selalu. Selalu Allah Yang Lebih Besar. Allahu Akbar.

Jika Masalah yang kita hadapi tidak ketemu jalan keluar, maka mintalah bantuan Allah swt, selalu dekatkan diri kepada Allah SWT, jangan pernah mengeluh, Allah tidak pernah mengeluh, tidak pernah berhenti bersabar mengunggu kita kembali kejalan-Nya,kembali untuk Taubatan Nasuhah. Semoga kita semua selalu memberikan Rahmat dan hidayahnya untuk kita semua. Amin Yaa Rabbal'alamin.

*Jangan Lupa Tinggalkan Komentarnya setelah membaca setiap artikel yang ada pada blog ini, shukron
Assalamu'alaikum.. 
By Putra Ramanda

Rabu, 25 Februari 2015

Ciri-Ciri Orang Munafik


Assalamu'alaikum..
Bismillahirrahmanirrahiim…

Dalam Islam, Munafik adalah salah satu kategori atau golongan manusia yang diletakkan tarafnya lebih rendah daripada Muslim biasa. Terdapat 30 ciri orang-orang yang dikategorikan sebagai yang dapat disebut munafik melalui petikan Hadist Rasulullah S.A.W. Di dalam kehidupan sehari-hari, kita kerap mendengar perkataan "Munafik" diucapkan orang. banyak lagi ciri-ciri orang yang munafik, namun kali ini saya memposting 30 saja ciri-ciri tersebut, Mudah-mudahan Allah SWT mengampunkan segala Dosa2 kita selama ini dengan Taubat sebenar-benar taubat. Insyaallah.

30 Ciri tersebut adalah :

1. Dusta
2. Khianat
3. Fujur dalam pertikaian
4. Ingkar Janji
5. Malas Beribadah
6. Riya
7. Sedikit Berzikir
8. Mempercepat Sholat
9. Mencela Orang taat dan sholeh
10. Mempermainkan Al-Qur'an, As-Sunnah dan Nabi Muhammad SAW
11. Bersumpah Palsu
12. Enggan Berinfak
13. Tidak Menghiraukan Nasib orang-orang Muslimin
14. Memperbesar kesalahan orang
15. Mengingkari Takdir
16. Mencari kehormatan orang sholeh
17. Sering Meninggalkan Sholat Berjamaah
18. Membuat kerusakakan dimuka bumi dengan dalih mengadakan perbaikan
19. tidak sesuai antara Zahir dengan bathin secara zahir
20. Takut dengan kejadian apa saja
21. Mengelak dengan alasan bohong
22. Menyuruh kemungkaran dan mencegah kemakrufan
23. Bakhil
24. Lupa kepada Allah SWT
25. Mendusta Janji Allah dan Rosul
26. Lebih memperhatikan zahir mengabaikan bathin
27. Sombong dalam berbicara
28. Tidak memahami masalah-masalah agama
29. Berpura-pura dalam dosa
30. Senang melihat orang lain susah, susah melihat orang lain senang.

Mudah-mudahan saya pribadi dan kita semua terhindar dari semua ini , Cukup hina kita ini dimata Allah SWT, terlebih dosa-dosa yang selama ini kita perbuat tidak sebanding dengan yang Allah telah berikan kepada kita didalam dunia ini. Kepada Allah SWT saya minta ampun kepada sahabat-sahabat semua saya minta maaf atas kesalahan saya selama hidup didunia ini.

*Jangan Lupa Tinggalkan Komentarnya setelah membaca setiap artikel yang ada pada blog ini, shukron
Assalamu'alaikum.. 
By Putra Ramanda

Selasa, 24 Februari 2015

Jadilah Pengusaha Kesayangan Allah SWT



Assalamu'alaikum Sahabat..
Bismillahirrahmanirrahiim…

“Apakah ada salah seorang di antaramu yang ingin mempunyai kebun kurma dan anggur yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dia mempunyai dalam kebun itu segala macam buah-buahan, kemudian datanglah masa tua pada orang itu sedang dia mempunyai keturunan yang masih kecil-kecil. Maka kebun itu ditiup angin keras yang mengandung api, lalu terbakarlah. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kamu supaya kamu memikirkannya” (QS Albaqarah 266)

Sebagai pengusaha tentu kita tidak ingin bisnis yang telah dibangun musnah begitu saja seperti perumpamaan pada ayat di atas. Kita semua menginginkan apa yang kita bangun bertahan lama, sustain, memberikan banyak manfaat, baik untuk keluarga, anak keturunan dan masyarakat luas. Disinilah pentingnya menjadi spiritual entrepreneur, pengusaha kesayangan Allah SWT yang sejak dari awal memulai bisnisnya sandarannya Allah dulu, Allah lagi dan Allah terus.

Pengusaha kesayangan Allah SWT itu membangun bisnisnya dengan berpegang pada 8 prinsip yaitu Aamanna, Faghfirlana, Waqinaa’azabannar, Ash-shobiriina, Ash-shodiqiina, Alqonitiina, Al-munfiqiina dan Mustaghfiriinabil ashaar. Itulah delapan prinsip yang diekstrak dari Surat Ali Imran ayat 16-17 yang jika diimplementasikan akan mendorong bisnis kita menjadi usaha-usaha yang barokah, bermanfaat luas dan jangka panjang.

Delapan  prinsip itu membentuk mozaik postur pengusaha yang selalu diliputi pertolongan Sang Pemilik Modal Utama. Prinsip pertama adalah Aamanna, yakin hanya Allah yang berkehendak. Inilah titik zero yg justru menjadi pelipat ganda kekuatan. Prinsip kedua adalah Faghfirlana, minta ampunan Allah SWT atas dosa masa lalu yang kerap menghalangi pertolonganNya. Prinsip yang ketiga adalah Waqina ‘adzabannaar, menjaga diri dari api neraka. Inilah prinsip yg membangun komitmen untuk selalu berusaha bersih dari dosa.

Jika prinsip pertama adalah pondasi, prinsip kedua dan ketiga adalah “pembersihan” atas segala penghalang pertolonganNya.

Prinsip keempat adalah Ash-Shobiriina. Sabar, baik dalam amaliyah, menahan diri dari maksiat atau ketika mengelola nafsu. Prinsip yang kelima adalah Ash-Shodiqiina. Selalu lurus dan jujur dalam pikiran maupun tindakan. Prinsip keenam adalah Al-Qonitiina. Selalu taat akan perintah Allah. Perintah Allah adalah prioritas di atas segala aktivitas.

Ketika prinsip kedua dan ketiga telah membersihkan diri kita, prinsip keempat, kelima dan keenam  menjadi pagar penjagaan.

Dua prinsip berikutnya adalah roket pendorong untuk bergerak lebih cepat menuju Quantum Changing. Prinsip ketujuh adalah Al-Munfiqiina, yaitu menafkahkan harta di jalan Allah baik dalam kondisi lapang maupun sempit. Prinsip kedelapan adalahMustaghfiriina bil Ashhaar, beristighfar di waktu sahur, berdiri hidupkan malam dengan melaksanakan shalat Tahajud.

Prinsip ketujuh dan kedelapan adalah tradisi para kekasih Allah, prinsip yang akan jadi “pesawat jet” bagi para pengusaha.

*Jangan Lupa Tinggalkan Komentarnya setelah membaca setiap artikel yang ada pada blog ini, syukron
Assalamu'alaikum.. 
By Putra Ramanda


Negeri


Assalamu'alaikum Sahabat..
Bismillahirrahmanirrahiim…

Bicara tentang negeri, saya teringat dengan kisah yang termuat dalam Q.S. Al Fiil, tentara gajah. Salah satu pasukan terbaik yang pernah ada di muka bumi saat itu. Perlambang kekuatan.

Salah satu kemuliaan yang Allah berikan untuk suku Quraisy di antaranya adalah menjadi penjaga Ka’bah, Rumah Allah. Abrahah, seorang Gubernur Habasya berambisi menghancurkan dan meratakan Ka’bah dengan tanah.

Singkat cerita, pasukan Abrahah sudah bergerak menuju Mekkah. Quraisy, sebagai imam para suku dan suku-suku lain, dengar dan tahu. Abrahah dan pasukannya berkemah di tempat yang tidak jauh dari Mekkah. Mereka menjarah ternak-ternak dan dagangan-dagangan orang-orang Mekkah.

Abdul Muthallib, pemimpin suku Quraisy, menemui Abrahah. Pemimpin bertemu pemimpin. Ia meminta agar apa yang dirampas oleh Abrahah dikembalikan. Abrahah tertawa dan heran. “Engkau dan kaummu tahu bahwa aku dan pasukanku datang untuk menghancurkan Ka’bah. Tapi bukannya meminta kami balik kanan ke negeri kami, kau malah meminta yang kecil, remeh temeh…”

Abrahah heran. Ya. Abrahah heran. Ada kesempatan Abdul Muthallib meminta ampunannya Abrahah dan memohon agar jangan menghancurkan Ka’bah. Tapi yang Abrahah dengar malah Abdul Muthallib minta agar Abrahah mengembalikan ternak-ternak dan dagangan orang-orang Mekkah yang dirampas.

Abrahah menganggap Abdul Muthallib dan Quraisy seperti tidak memikirkan Ka’bah. Tidak memikirkan kepentingan nasional, begitu kira-kira.

Apa jawaban Abdul Muthallib?
“Kami minta yang memang milik kami. Ka’bah itu  sendiri ada yang punya, yakni Allah. Biar saja engkau dan pasukan bergajahmu berurusan dengan Allah, Pemilik Ka’bah. Robbul Baitil ‘Atiiq…”

Pembicaraan antar pemimpin selesai. Abrahah tidak mau mengembalikan apa yang sudah dirampasnya.

Hari yang ditetapkan tiba. Pasukan bergajah diberangkatkan. Deru debu, suara lengkingan gajah-gajah yang terlatih memang untuk perang, teriakan pasukan tempur Abrahah terasa begitu mencekam. Namun, apa yang terjadi di seputar Ka’bah? Mereka meyakini bahwa Allah pasti menjaga Rumah-Nya. Bila satu hal sudah mau dilindungi Allah, sudah mau ditolong Allah, maka tidak ada yang bisa melawan kehendak Allah. 

Keyakinan Abdul Muthalib dan pembesar-pembesar Quraisy menenangkan seluruh penduduk negeri Mekkah dengan berbagai  sukunya. Ka’bah dan semua jengkal di bumi ini milik Allah. Termasuk Indonesia.  Sejatinya, Allah pasti bela jika ada yang mau merusak. Masalahnya, jika Allah biarkan hancur, rusak, kacau, jangan-jangan emang tidak pantes buat dibela, tidak pantes dilindungi, ditolong.

Pasukan gajah berangkat membawa serta Abrahah dan kesombongannya: seakan gajah itu milik mereka dan bisa mereka kendalikan. Apalagi gajah-gajah itu sudah dilatih dan dipersiapkan untuk perang. Tentu saja bukan gajahnya bukan macam taman safari yang “sekadar” ngarep kacang.

Perlu diingat bahwa gajah-gajah itu dan apapun di dunia ini milik Allah. Pengendali mereka adalah Allah. Termasuk semua senjata sejak tahun gajah hingga termodern kelak milik Allah.

Karena milik Allah. Maka pengendali sebener-benarnya adalah Allah. Bukan manusia. Apapun itu. Nuklir, drone, tank, rudal, dan seterusnya.

Gajah-gajah pun bertempur dengan menggunakan pakaian perang, memakai pelindung kepala besi, diarahkan penunggangnya ke arah Ka’bah. Gajah-gajah itu berangkat bagai drone, nuklir, rudal, tank, yang sudah dilepas menuju target yang sudah di-locked.

Keanehan terjadi. Sampe di sini, coba buka dulu Q.S. Al-Fiil dan Quraisy. Kisah ini diceritakan langsung oleh Penyaksi dan Pengendali Sejarah. Baca teksnya. Baca artinya. Berulang dan berulang.

Sebelum lagi kemudian burung-burung Ababil diterbangkan Allah membawa batu-batu kerikil dari neraka terjadi keanehan…

Keanehannya apa? Baca aja dulu dua surah itu dengan artinya. Jangan sekali. Tapi berulang dan berulang.
Burung-burung Ababil itu bagaikan drone super canggih yang dimiliki Allah, bahkan bukan saja untuk manusia pada zaman itu, tetapi juga bagi manusia sepanjang zaman.

Jika manusia, khususnya masyarakat Indonesia, mau punya senjata yang seperti ini, yang dikeluarkan Allah langsung dari sisi-Nya, yang pastinya tidak ada lawan, mudah saja. Tidak perlu menggunakan anggaran APBN. Tidak perlu beli kemana-mana.

Aneh juga jadinya jika tank-tank, kapal-kapal selam, drone, dan senjata-senjata super canggih dibelinya bahkan dari negara-negara lain. Makin nggak ada rahasia negara. Kecuali kalau kita buat sendiri.

Senjata milik Allah, belinya pake ketakwaan aja. Allah tidak butuh uangnya manusia. Bertakwa aja yang benar. Nanti Allah persenjatai.

Oke, selamat membaca Q.S. Al-Fiil dan Q.S. Quraisy. Mudah-mudahan Allah SWT memberikan Rahmat dan Hidayahnya untuk Kita Semua.
Subhanallah Walhamdulillah Walailahaillallah Wallahuakbar Walahaulawala Quwwattaillabillahil'alyyl'adzim.

*Jangan Lupa Tinggalkan Komentarnya setelah membaca setiap artikel yang ada pada blog ini, syukron
Assalamu'alaikum.. 
By Putra Ramanda

Do'a yang Wajib Dibaca Setelah Sholat Fardhu



Assalamu'alaikum Sahabat..
Bismillahirrahmanirrahiim…




يافتاح يا رزاق يا محول الاحوال حول احوالنا الي احسن الحال حسبنا الله ونعم الوكيل نعم
المولى ونعم النصيرلا حول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم

Sahabat, Dibaca 3, 11, atau 33x stlh shalat fardhu ya Sahabat.

"Yaa Fattaah, Yaa Rozzaaq. Yaa Muhawwilal ahwaal, hawwil ahwaalanaa ilaa ahsanil haal.
Hasbunawllooh wani’mal wakiil. Ni’mal maulaa wani’mannashiir. Laa hawla walaa quwwata illaa billaahil ‘aliyyil ‘adzhiim."

Artinya :
Yaa Allah, Yang Maha Membuka, Yang Maha Memberi Rizki. Ubahlah keadaan kami menuju keadaan yg lebih baik lagi.
Cukuplah Engkau sebagai Pelindung dan Penolong kami. Tidak ada daya kecuali Engkau ya Allah Yang Maha Agung.

Bacanya disiplin, 3x, 11x, atau 33x, setelah shalat fardhu. Disiplinin bener. 3hr, 7hr, 14hr, 21hr, 40hr, atau malah selama 100hr. Tembusin. Kalo saran saye sich sampai nyawa ane dicabut sama Malaikat Allah SWT.

Habis baca ini, berdoa dah. Pengen diubah dari apa ke apa?

Dari jelek ke cakep, ga bisa. Udah takdir, he he. Bercanda ya. Ga ada yg ga bisa. Semua, Allah bisa. Lagian, mana ada yg jelek? Semua cakep.

Ok, ambil kertas, bikin absen wirid ini. Benar2 jalanin. Benar2 disiplinin. Selamat menikmati perubahan. Tar Allah Yang Bimbing gimana2nya.

*Jangan Lupa Tinggalkan Komentarnya setelah membaca setiap artikel yang ada pada blog ini, shukron
Assalamu'alaikum.. 
By Putra Ramanda

Senin, 23 Februari 2015

Jangan Ragu, Teruslah Berdoa

berdoaAssalamu'alaikum..
Bismillahirrahmanirrahiim…
 
Ada apa-apa, pengen apa-apa, jangan minta, jangan ngarep, sama manusia. Sama Allah aja supaya ga pegel ati, ga marah2 sendiri, dan ga kecewa. Coba, inget-inget, kapan terakhir kita berdoa ?

Dalam situasi yang sangat sempit,? tak ada jalan keluar, ? semua menjadi gelap, buntu…?
Tiba-tiba ada seorang yang bertanya kepada kita, “Kapan terakhir Anda berdoa?”.
Deg…!!! Barangkali emang kita kelamaan ga berdoa. Berdoa sepenuh hati kita.

Dalam keadaan kita bener-bener perlu sama Allah. Ibarat perut kenyang, ga mungkin kita sempurna berpura-pura lapar. Ibarat cuaca terang nan panas, tidak bisa kita sempurna merasa kedinginan dan seperti terkena basah kuyup sebab hujan besar.

Hanya mereka yang lapar kelewat lapar, yang bisa merintih. Barangkali sebab laparnya, rintihannya malah ga terdengar. Tapi pasti dari lubuk hati paling dalam, kita merintih. Itulah rintihan yang Allah pengen dengar. Allah pengen dengar suara kita. Suara orang yang sekali lagi, perlu sama Allah.

Makin ga dikabulin doa-doa kita, makin demen harusnya. Sebab Allah masih demen sama doa-doa kita. Masih pengen denger suara kita. Teruslah berdoa. Apalagi makin mendekati hari H misalnya, belom dikabulin. Wuih, harus makin seneng. Sebab deg-degan itu mahal. Ga bisa dibeli dan dipura-purai

Kalo doa langsung dikabul, ga seru juga. Ga ngelewatin perjalanan panjang. Dikabul di detik-detik akhir, atau malah udah lewat limit, itu yang seru. Teruslah berdoa.

Pengabulan doa akan jadi pengalaman indah. Berasa banget jadinya punya Allah.
Jangan malu minta sama Allah. Bahkan saat kita mengetahui bahwa diri kita banyak dosa dan maksiatnya. Gapapa. Minta terus sama Allah. Teruslah berdoa. Jangan ragu berdoa.

Allah itu Maha. Bukan hanya mendengar. Tapi Maha Mendengar.
Allah ga akan bosen denger doa kita.
Tentu saja kita jangan melupakan ikhtiar.

Tapi, beneran, Allah tidak akan letih mendengar doa kita, bosen, lalu melarang kita berdoa lagi. Jangan-jangan kita yang suka keletihan berdoa. Maaf, pantat kita udah ga betah lagi duduk. Panas. Lalu beranjak pergi. Padahal Allah masih mau mendengar.

Silahkan terus berdoa. Jangan ragu. Bener-bener jangan ragu. Kalimat-kalimat kayak gini: “Jangan banyak-banyak doanya. Malu sama Allah.”

Nah, ga bener ini mah. Jangan ragu berdoa. Silahkan sebanyak-banyaknya doa. Sambil sebanyak-banyaknya juga berikhtiar. Silahkan bersering-sering doa, sambil juga bersering-sering beramal.

Allah adalah Al Wahhaab. Yang Maha Memberi. Bahkan terhadap permintaan yang menurut kita ga mungkin, gila, amposabla. Dan Allah itu Qodiirun ‘alaa kulli syaii. Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ga ada yang ga mungkin buat Allah. Ga ada yang mustahil. Kecuali…

Kecuali apa ayooo…?
Kecuali apa?

Allah ga mungkin pelit. Allah ga mungkin ga bisa nolong kita.

Allah itu punya Sifat Mustahil. Ga semuanya, mungkin. Ada juga yang ga mungkin Allah bisa.

Apa itu?

Allah mustahil banget ga kuasa ngangkat derajat kita. Allah mustahil banget ngediemin yang zalim, kecuali ada Kehendak-Nya yang lain.

Allah mana mungkin ga sayang sama Hamba-Hamba-Nya. Terlebih lagi terhadap Hamba-Hamba yang menyayangi-Nya, mengasihi-Nya, memberi perhatian dan waktu lebih buat Allah. Makin ga mungkin Allah ga sayang. Malah bisa jadi bertambah-tambah sayang-Nya ke kita semua bila bisa seperti itu.

Allah mustahil takut sama manusia. Allah mustahil punya lawan. Allah ga mungkin kalah. Dan ga mungkin banget lemah.

So? Sekarang dah tau? Bahwa Allah tetap punya Sifat Mustahil?

Mustahil semua itu tidak akan dikabulkan, Namun Perlu Diingat Apakah kita sudah benar-benar melakukan apa yang diperintahnya?

Sholat Wajib 5 Waktu.. Full Gak?
Sholat Dhuha nya Absen Gak?
Sholat Tahajjud Ingat Gak?
Setiap Hak yang kita dapat sebagiannya ada Hak orang lain, sudah dikeluarkan Belum?
Sodaqoh Udah Belum?

Itu yang simpel ja belum tentu kita mengerjakannya dengan benar-benar niat karena Allah, Insyaallah Deh Jika kita sudah dekat dengan Allah SWT, "Lahaulawala Quwwattaillabillahil 'aliyyl'adzim", Tidak Ada yang Mustahil jika allah sudah Berkehendak "Qun Fayaqun".

 
*Jangan Lupa Tinggalkan Komentarnya setelah membaca setiap artikel yang ada pada blog ini, shukron
Assalamu'alaikum.. 
By Putra Ramanda
 

Merubah Mindset


Assalamu'alaikum..
Bismillahirrahmanirrahiim…

Dari semasa kecil, saya yang tinggal di Daerah yang Rutinitas Banjir, dan memang sudah akrab sekali dengan banjir. Daerah kami bebas banjir. Banjir kapan aja mo dateng, bebas.

Tinggal gimana nyiasatin, ngadepin, njalanin kesusahan. Soal mindset, kesiapan hati, keriangan, dan doa. Sambil perbaiki buat ke depannya.

Bisa ga mendeskripsikan kesusahan dengan kesenangan dan keriangan? Contoh… Hujan itu adalah saat nikmat makan gorengan di kolong jembatan.

Bila keadaan susah, tapi terdeskripsikan dengan hal-hal yang menyenangkan, maka it’s be ajaiber… Play your mind… Think gud. Think positif.

Hilang motor itu… saatnya ganti yang baru…!!!Yeaaaa…

Saya jadi inget masa-masa kecil. Ketika masih kecil, semua positif aja. Riang aja. Termasuk saat banjir datang. Riang. Jalanan jadi punya anak-anak. No car. No motor.

Pada saat kita kecil, no limit. Dunia begitu luas. Jadi mungkin buat semua anak kecil. Saat ditanya, apa mimpi kamu? Jadi dokteeeeellll… sah.

Padahal cadel. Tapi cadel ga dipikir jadi halangan. Pokoknya ya ngucap ajaa: Jadi doktelll… Kurus. Letoy. Tapi pas ditanya? Aku mau jadi tentala.

Ketika engkau diberi kesusahan, lalu engkau melihat Kebesaran Allah, Tuhanmu, maka besarlah hatimu, dan terlihat senyummu.

Saat kawan-kawan dapet duit, tapi mindsetnya payah, maka yang keluar tuh bisa begini: “Wah… mestinya bisa dapet lebih besar nih…” Dan kesenangan pun, meaningless.

*Jangan Lupa Tinggalkan Komentarnya setelah membaca setiap artikel yang ada pada blog ini, shukron
Assalamu'alaikum.. 
By Putra Ramanda

Jumat, 20 Februari 2015

Salah Alamat

Assalamu'alaikum..
Bismillahirrahmanirrahiim…


Tiga penghuni pertama neraka adalah seorang mujahid, seorang ahli sedekah, dan seorang ahli Al Qur’an.

Nah lo, kok bisa begitu?!

“Ya, gara-gara salah alamat,” 
Dikutip Dalam Kitab Hadits Riyaadhushshoolihiin Bab Tahrimir-riyaa’ juz 2 Hal 226.

Tentu saja pesan hadits yang ia sampaikan membuat merinding termasuk saya sendiri bahkan tidak terasa menetes airmata ini. namun mungkin ada beberapa sahabat sekalian yang merasa bingung engga’ tahu kenapa… (www.bingung.com)

Dalam hadits Nabi Muhammad itu dijelaskan, ketiga penghuni pertama neraka bukanlah ahli maksiat, melainkan ahli kebaikan, ahli amal shaleh. Mereka berperang di jalan Allah dan meninggal di medan jihad. Mereka gemar berbagi (ahlushshodaqah), dan gemar membaca dan mengajarkan Al Qur’an (Ahlul-Quran).

Tetapi, yang tersembunyi dari pandangan manusia, ternyata mereka berjihad karena ingin dikatakan sebagai pemberani. Mereka bersedekah karena ingin dikatakan sebagai dermawan. Mereka rajin baca Al-Quran dan belajar ilmu agama serta mengajarkannya karena ingin dikatakan qâri’ (ahli membaca Al-Quran) dan orang pintar agama (‘ulama).

Ya, mereka tergelincir besar karena urusan yang kita anggap ‘’kecil’’, yaitu: niat; kalau kata orang Betawi, nawaitunye pegimane? Buat sape kita beramal?

Padahal, kebangetan banget jika seorang muslim belum pernah mendengar hadits yang menjadi urutan pertama dalam kajian kitab Al-Arba’in An-Nawawi, tentang ungkapan Rasulullah yang dikutip oleh Umar bin Khattab saat ‘‘Singa Padang Pasir’’ ini berkhutbah :

إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى. فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ ، فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ ، وَمَنْ هَاجَرَ إِلَى دُنْيَا يُصِيبُهَا أَوِ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا ، فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ

“Sesungguhnya amalan-amalan itu sah dengan niat, dan setiap orang hanya mendapat apa yang ia niatkan. Maka barangsiapa hijrah karena Allah dan RasulNya, ia mendapat pahala hijrah karena Allah dan RasulNya. Dan barang siapa hijrah karena dunia yang ingin dia raih atau wanita yang ingin dia nikahi, maka itulah yang ia dapat dari hijrahnya”
(HR al-Bukhari dan Muslim).

Selain itu ada salah satu hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Muslim, dan Nasai. Inilah hadits yang bikin gemetar diri saya pribadi.

“إِنَّ أَوَّلَ النَّاسِ يُقْضَى يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَيْهِ رَجُلٌ اسْتُشْهِدَ فَأُتِىَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا, قَالَ :فَمَا عَمِلْتَ فِيهَا ؟ قَالَ قَاتَلْتُ فِيكَ حَتَّى اسْتُشْهِدْتُ.” قَالَ: “كَذَبْتَ! وَلَكِنَّكَ قَاتَلْتَ لأَنْ يُقَالَ جَرِىءٌ.” فَقَدْ قِيلَ. ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى أُلْقِىَ فِى النَّارِ.

“Sesungguhnya, orang yang pertama kali diadili pada hari kiamat adalah orang yang mati syahid. Selanjutnya, orang itu dibawa menghadap dan ditunjukkan kepada kenikmatan-kenikmatan yang telah diberikan Allah kepadanya hingga orang itu mengetahuinya.

Kemudian Allah berfirman, ‘apa yang telah engkau kerjakan?’ 

orang tersebut menjawab, ‘aku berperang demi Engkau (Allah) hingga aku mati syahid.’

Kemudian Allah berfirman lagi, ‘Kamu berbohong! Kamu berperang karena kamu ingin dianggap sebagai pemberani.’ Dan memang telah dikatakan demikian. Lalu Allah memerintahkan malaikat untuk menyeret orang tersebut hingga ia terlempar di api neraka.

الْقُرْآنَ.” قَالَ :”كَذَبْتَ! وَلَكِنَّكَ تَعَلَّمْتَ الْعِلْمَ لِيُقَالَ عَالِمٌ. وَقَرَأْتَ الْقُرْآنَ لِيُقَالَ هُوَ قَارِئٌ.” فَقَدْ قِيلَ ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى أُلْقِىَ فِى النَّارِ.

Giliran selanjutnya adalah orang yang mempelajari ilmu dan mengamalkannya, serta orang yang membaca Al Qur’an. Selanjutnya, orang itu dibawa menghadap dan ditunjukkan kepada kenikmatan-kenikmatan yang telah diberikan Allah kepadanya hingga orang itu mengetahuinya.

Kemudian Allah berfirman, ‘Apa yang telah engkau kerjakan?’ 

Orang tersebut menjawab, ‘Aku telah mempelajari ilmu dan mengamalkannya, serta aku telah mambaca Al Qur’an demi Engkau (Allah).’ 

Kemudian Allah berfirman lagi, ‘Kamu berbohong! kamu mempelajari ilmu karena ingin dianggap sebagai orang alim dan kamu membaca Al Qur’an karena kamu ingin dianggap sebagai qori.’ Dan memang telah dikatakan demikian. Lalu Allah memerintahkan malaikat untuk menyeret orang tersebut hingga ia terlempar di api neraka.

وَرَجُلٌ وَسَّعَ اللَّهُ عَلَيْهِ وَأَعْطَاهُ مِنْ أَصْنَافِ الْمَالِ كُلِّهِ فَأُتِىَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا, قَالَ : “فَمَا عَمِلْتَ فِيهَا؟” قَالَ :”مَا تَرَكْتُ مِنْ سَبِيلٍ تُحِبُّ أَنْ يُنْفَقَ فِيهَا إِلاَّ أَنْفَقْتُ فِيهَا لَكَ .” قَالَ: كَذَبْتَ! وَلَكِنَّكَ فَعَلْتَ لِيُقَالَ هُوَ جَوَادٌ”. فَقَدْ قِيلَ ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ ثُمَّ أُلْقِىَ فِى النَّارِ “

Giliran selanjutnya adalah orang yang diberikan keluasan rizki berupa harta yang melimpah oleh Allah. Selanjutnya, orang itu dibawa menghadap dan ditunjukkan kepada kenikmatan-kenikmatan yang telah diberikan Allah kepadanya hingga orang itu mengetahuinya.

Kemudian Allah berfirman, ‘Apa yang telah engkau kerjakan?’ orang tersebut menjawab, ‘Aku telah aku telah menginfakkan harta di jalan yang Engkau (Allah) cintai demi Engkau.’ 

Kemudian Allah berfirman lagi, ‘Kamu berbohong! Kamu berbuat yang demikian karena ingin dianggap sebagai orang yang dermawan’ Dan memang telah dikatakan demikian. 

Lalu Allah memerintahkan malaikat untuk menyeret orang tersebut hingga ia terlempar di api neraka.

Sahabat Muslim yang Cerdas,
Kebangetan sekali kalau kita tidak gemetar dengan hadits tersebut. Sedangkan Mu’awiyah ra saja begitu menyimak hadits itu menangis sesenggukan sampai jatuh pingsan. Ketika siuman, ia lalu berkata:

صدَقَ الله ورسولُه ، قال الله – عز وجل – :] مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لا يُبْخَسُونَ أُولَئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الآخِرَةِ إِلاَّ النَّار [ ((هود : 15-16)) .

 Maha Benar Allah dan Rasul-Nya, Allah ‘azza wa jalla dalam surat Hud ayat 15-16 berfirman :

 “Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka Balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.
(QS Hud [11]: 15-16)

Sahabat….
Makanya kita kudu inget sama janji kita yang diikrarkan setiap permulaan shalat (bacaan iftitah) kita:

قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ . لَا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ

Katakanlah: sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri kepada Allah.”
(QS Al-An’am [6]: 162-163)


Jangan sampe ada yang lain di niat kita, ngeri… Penting sekali mengetahui hakikat kedua hal tersebut dalam suatu amal perbuatan. Kapan perbuatan itu dikatakan tidak diterima? Bagaimanakah hukum menyertakan niat lain selain Allah dalam beramal? Kapan seseorang dianggap berdosa, dan kapan dianggap tidak berdosa? Demikian Kyai menuturkan beberapa pertanyaan beruntun kepada para jama’ah tapi beliau juga yang menjawab dengan pendapat Syeikh Muhammad Saleh Al-Munajjid yang menjawabnya sesuai dengan urutan sebagai berikut:

Pertama, beramal semata-mata karena Allah dan tidak tercampur oleh niat duniawi lainnya. Tingkatan ini merupakan derajat tertinggi.

Kedua, beramal karena Allah dan dibarengi dengan niat lain yang diperbolehkan. Misalnya kita berpuasa karena Allah kemudian kita barengi dengan niat demi menjaga kesehatan. Seperti halnya niat haji dan berdagang, berjihad dan mendapat bagian dari ghanîmah (bagian harta rampasan perang), pergi ke masjid dan olahraga dengan berjalan, dan beberapa contoh semisal. Bagaimana hukum perbuatan semacam ini? Apakah embel-embel tujuan itu merusak ibadah?

Niat tersebut sesungguhnya tidak merusak amal ibadah, hanya saja dapat mengurangi pahalanya sesuai kadar kecenderungannya terhadap niat yang lain itu. Yang lebih utama tentunya tidak menyertakan niat sampingan itu dan tidak dimunculkan bersamaan dengan niat karena Allah Swt.

Nah bagaimana dengan sedekah, tahajjud dan shalat dhuhanya yang diniatin kepengen berubah hidupnya, kepengen dapat jodoh, kepengen hutang lunas, kepengen pergi haji dan umroh, kepengen punya anak dan hajat lain sebagainya. Niatnya harus tetap dijaga karena Allah SWT semata sementara hajat dan keinginannya maka posisikan sebagai do’a yang dipanjatkan selepas kita beramal shaleh maka amal shaleh tersebut menjadi wasilah (perantara yang jadi pertimbangan Allah untuk mengabulkan do’a kita). Kan sayang ada kesempatan berdo’a lalu tidak dimanfaatkan, ada waktu mustajab berdo’a tapi tidak berdo’a.

Ketiga, berbuat dengan niat yang tidak diperkenankan. Yaitu ketika melakukan suatu ibadah tapi ada tujuan tertentu yang tidak diperbolehkan, misalnya ingin dilihat, didengar, dipuji, atau dikenang. Apakah ibadah ini dianggap tidak diterima? Jika niat itu merupakan sumber asli sebuah amal perbuatan maka tidak diterima. Apabila niat riya itu muncul ketika melakukan ibadah kemudian berusaha menghilangkannya dengan bermujahadah, maka amalannya benar dan mendapat pahala karena bermujahadah. Tetapi jika penyakit riya itu timbul ketika melakukan suatu amalan kemudian kita biarkan, dan tidak ada usaha menghilangkannya, maka perbuatannya tidak dibenarkan.

Keempat, beramal untuk kemaslahatan dunia semata. Misalnya berpuasa hanya untuk menjaga kesehatan tanpa mengharap pahala, haji untuk berdagang saja, mengeluarkan sedekah dan zakat agar hartanya bertambah saja, pergi ke masjid untuk berolahraga dengan berjalan, dan lain sebagainya. Tipe seperti ini jelas salah dan tidak diterima. Firman Allah dalam surah Al-Isra’ ayat 18:

مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْعَاجِلَةَ عَجَّلْنَا لَهُ فِيهَا مَا نَشَاءُ لِمَنْ نُرِيدُ ثُمَّ جَعَلْنَا لَهُ جَهَنَّمَ يَصْلَاهَا مَذْمُومًا مَدْحُورًا

Barangsiapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami segerakan baginya di dunia itu apa yang kami kehendaki bagi orang yang kami kehendaki dan Kami tentukan baginya neraka jahannam; dia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir.”
(QS Al-Isra’ [17]: 18)


Kelima, Beramal karena riya semata. Amalan semacam ini jelas tertolak dan tidak mendapat pahala, bahkan pelakunya berdosa. Larangan-larang terhadap riya dari Al-Quran dan hadits utamanya menunjuk langsung kepada amalan seperti ini.
Ibnu Majah meriwayatkan, dari Syaddâd bin Aus r.a. dia berkata: “Rasulullah Saw. besabda,
إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَتَخَوَّفُ عَلَى أُمَّتِي الْإِشْرَاكُ بِاللَّهِ أَمَا إِنِّي لَسْتُ أَقُولُ يَعْبُدُونَ شَمْسًا وَلَا قَمَرًا وَلَا وَثَنًا وَلَكِنْ أَعْمَالًا لِغَيْرِ اللَّهِ وَشَهْوَةً خَفِيَّةً
 “Sesungguhnya sesuatu yang paling aku takutkan dari umatku adalah syirik kepada Allah, bukan yang kumaksud dengan syirik adalah menyembah matahari, bulan atau berhala, tetapi amalan-amalan yang ditujukan selain karena Allah dan syahwat yang tersembunyi.”
(HR. Ibnu Majah)

 Dalam hadis lain yang diriwayatkan Imam Ahmad, dari Mahmud bin Labîd r.a. bahwa Rasulullah Saw. bersabda:

إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمْ الشِّرْكُ الْأَصْغَر

“Sesungguhnya sesuatu yang paling aku takutkan dari umatku adalah syirik kecil.”

 Para sahabat bertanya:
وَمَا الشِّرْكُ الْأَصْغَرُ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟

“Wahai Rasulullah, apakah syirik kecil itu?
Beliau menjawab

الرِّيَاءُ يَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِذَا جُزِيَ النَّاسُ بِأَعْمَالِهِمْ اذْهَبُوا إِلَى الَّذِينَ كُنْتُمْ تُرَاءُونَ فِي الدُّنْيَا فَانْظُرُوا هَلْ تَجِدُونَ عِنْدَهُمْ جَزَاءً

‘riya’. Allah Azza Wajalla akan berkata kepada mereka pada Hari Kiamat, ketika setiap orang telah mendapatkan ganjaran amalannya : “Pergilah kalian kepada orang-orang yang engkau berbuat riya karena mereka di dunia, dan lihatlah apakah kalian akan mendapatkan imbalan dari mereka.”
(HR. Imam Ahmad)

Terakhir ada ayat yang paling mengerikan buat kita yang merasa sudah beramal shaleh, ayat apa itu?

QS Al Furqan ayat 23:
وَقَدِمْنَا إِلَى مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَنْثُورًا
 “dan kami tunjukkan segala amal yang mereka kerjakan, lalu kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan.”
(QS Al Furqan [25]: 23)

Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah akan memperlihatkan segala kebaikan yang pernah dikerjakan orang kafir selama hidup di dunia seperti; menghubungkan silaturahmi, menolong orang yang menderita, memberikan sedekah untuk meringankan bencana alam, memberi bantuan kepada rumah sakit, yatim piatu, membebaskan atau menebus orang-orang tawanan dan sebagainya.

Kebaikan-kebaikan itu walaupun besarnya laksana gunung, mereka hanya dapat melihat saja, lalu Kami jadikan amal itu bagaikan debu yang berterbangan di angkasa. Mereka sedikitpun tidak dapat mengambil manfaat darinya, sehingga mereka duduk termenung penuh dengan penyesalan. Itulah yang mereka rasakan sebagai akibat kekafiran dan kesombongan mereka, amal perbuatan mereka tidak bermanfaat sama sekali pada hari itu, tidak ada pahalanya sebab syaratnya tak terpenuhi, yaitu iman, akan tetapi mereka telah mendapatkan balasannya selagi mereka di dunia. Hal ini harus menjadi perhatian juga buat kita sebagai orang yang beriman. Jangan sampai amalan kita hilang begitu saja pahalanya karena dilakukan bukan karena Allah SWT. Na’udzubillah…

Wakafaa billaahi syahiida! cukuplah Allah Yang menjadi saksi atas segala amal kita, rugilah bila keseriusan kita beribadah tidak didasari niat karena Allah Sang Khalik, tapi karena ingin dipuji makhluk-Nya. Na’udzu billahi min dzaalik!…

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَناَ أَعْلَمُ، وَأَسْتَغْفِرُكَ مِمَّا لاَ أَعْلَمُ
“Ya Allah, Sungguh aku berlindung kepadaMu dari berbuat syirik dalam keadaan tahu, dan saya memohon ampunan dari apa yang tidak saya ketahui.”
(HR. Bukhari)

 Wallahi qod ballaghtu. Demi Allah, saya sudah sampein nih ya.

Demikian Kyai menutup ta’limnya dan mengajarkan do’a pamungkas agar kita terhindar dari perbuatan syirik, sebagai tanda bahwa ta’limnya akan segera usai. Pengajian kemudian ditutup dengan do’a kifarat majelis.

Sahabat…
Saya akan kupas sedikit tentang hal lain dalam tulisan niat dalam beramal.

Karena sepengetahuan saya yang menjadi pembeda antara pekerjaan yang berdimensi dunia itu ber-value akhirat atau tidak. Sayang sekali kalau tidak paham, akhirnya tidak mengoptimalkan dan memanfaatkan momen keseharian dan pekerjaan sehari-hari menjadi pahala di sisi Allah SWT.

Contoh hal sederhana, makan-makanan halal dan minum-minuman halal itu kan mubah, coba selipkan niat dan do’a sebelum makan, maka ia akan bervalue di sisi Allah. Makan tanpa niat atau do’a dan dengan niat atau do’a sama saja kenyangnya yang jadi beda adalah apakah ia ber-value ibadah di sisi Allah atau tidak dan yang menjadi pembeda adalah keberkahannya. Karena kalau makan tanpa diring do’a atau niat baik maka syetanpun ikut nimbrung.

“Allahumma bariklana fima razaqtana wa qina adzabannar”

“Ya Allah berkahilah apa-apa yang telah Engkau anugerahkan kepada kami dan hindarkanlah kami pedihnya dari adzab neraka”

“Ya Allah, sehatkan badan saya dengan sebab makanan ini, sehingga akan lebih khusyu’ lagi beribadah.”
Dan masih banyak lagi…

So… niat kudu bener
Kudu banyak belajar biar bisa beramal dengan cerdas dan melakukan amalan-amalan cerdas.

Shodaqallahul'adzim..

*Jangan Lupa Tinggalkan Komentarnya setelah membaca setiap artikel yang ada pada blog ini, shukron
Assalamu'alaikum.. 
By Putra Ramanda


Rabu, 18 Februari 2015

Izinkan Aku Mencintai-Mu …


Assalamu'alaikum..
Bismillahirrahmanirrahiim…

 
Wahai Yang Maha Rahmaan, Maha Rahiim, jangan Engkau berpaling dariku, meski berjuta kali ku berpaling dari-Mu. Terimalah amalku hari ini, hari-hari kemaren, dan hari-hari yang akan datang … hanya untuk-Mu, dan hanya karena-Mu …

Izinkan aku membasahi wajahku dengan air mata rindu pada-Mu.

Duhai Allah, yang selalu menungguku datang untuk menyembah-Mu … Izinkan aku mencintai-Mu. Dan izinkan pula aku mencintai Rasul-Mu. Mencintai amalan-amalan yang mendekatkanku pada cinta-Mu. Dan izinkan pula aku mencintai orang-orang yang mencintai-Mu.

Duhai Allah … Jangan biarkan aku mencintai mereka-mereka yang tidak mencintai-Mu … Jangan biarkan aku senang membelakangi-Mu, mengkhianati-Mu, dengan segala dosa dan maksiat, padahal Engkau Maha Menatap.

Rabbku, izinkan aku mencintai-Mu, dan ajarkan kepadaku cara untuk mencintai-Mu. Sampaikan salamku pada Rasul-Mu.

Man ahya sunnatii … siapa yang menghidupkan sunnahku…” , begitu sabda Rasul-Mu. “… Faqod ahabbanii … maka dia sungguh mencintaiku … wa man ahabbanii … dan siapa yang mencintaiku…” demikian sabda Rasulmu, “…kaana ma’ii filjannah … maka dia bersamaku di surga.” (Al Hadits)

Maka ajarkan kepadaku pula Duhai Allah … Untuk menghidupkan sunnah-sunnah Rasul-Mu … Sebagai jalan untuk mencintainya, dan mencintai-Mu …

Qul… Katakanlah wahai Nabi Muhammad, katakan kepada mereka yang mengaku mencintai Allah…
in kuntum tuhibbunallaaha … jika benar kalian mencintai Allah … fattabi’uunii … Katakanlah (Yaa Muhammad), ikuti aku… Yuhbibkumullaahu … niscaya Allah akan mencintaimu … Rabb …

*Jangan Lupa Tinggalkan Komentarnya setelah membaca setiap artikel yang ada pada blog ini, shukron
Assalamu'alaikum.. 
By Putra Ramanda

Balik ke Allah Aja


Assalamu'alaikum..
Bismillahirrahmanirrahiim…

 
Kalo susah, solusinya balik ke Allah. Ngegedein mikir, bikin resah. makin banyak yang mikir, belum tentu jadi kebaikan, bila ga inget-inget sama Allah.

Siapa pun, harus belajar mutusin dengan nanya dulu sama Allah. Jangan maen mutusin apa-apa tanpa nanya sama Allah. Ga ada kata terlambat. Buat yang besok-besok.

Jangan nunggu ancur, jangan nunggu mentok, jangan nunggu ga bisa ngapa-ngapain, ga tau kudu gimana, baru nyerah, nanya dan ngelibatin Allah. Jangan. Cape.

Yusuf Mansur

Allah Yang Begitu Luar Biasa, Begitu Berkuasa, bisa ga diliat dan ga keliatan. Sebab ketutup sama silaunya bantuan manusia yang lain. Bisa sia-sia nantinya.

Makin gede urusan, harus makin gede lagi aksi merapat, mendekat, dan melibatkan Allah. Dan saya ga ketemu diri saya seperti itu. Hhhhhhh…

Dan herannya, saya gak belajar-belajar. Ga belajar dari pengalaman yang udah-udah. Mikir doang, rapat doang, mutusin doang, gerak doang. Ke Allah nya? Engga.

Asli. Saya gak melihat diri saya sungguh-sungguh ke Allahnya. Saya dah tau. Bahwa saya akan kecapean akan berantem dan ribut sendiri. Nanti bisa putus asa.

Saya kasian sama diri saya. Tapi saya ga tau mau ngapain. So, ketika ga tau? Belajar ga? Iya. Iya. Ke Allah ya? Iya dah. Shalat. Doa.

Percuma. Ngeluh juga ga nyelesain masalah. Apalagi dibawa ribut sama mulut, hati, pikiran, dan jempol….
Nah ini? Ribut terus?
He he he.

Udah kangen. Mau ngadu sama Allah. Atas semua kejadian yang menimpa. Pengen segera ketemu sajadah. Alhamdulillaah, Semoga bisa ketemu air wudhu, buat segera mengadu.

Yusuf Mansur

Karena cuma Allah yang lebih memahami… karena cuma Allah yang lebih mengerti… karena cuma Allah juga yang sebener-benernya ngebela. Yang lain? Entahlah…

Sebelum dirimu istirahat, wahai diriku… mengadulah kepada Allah. Atas semua beban hati, pundak, dan pikiran. Allah tetap menunggumu…

*Jangan Lupa Tinggalkan Komentarnya setelah membaca setiap artikel yang ada pada blog ini, shukron
Assalamu'alaikum.. 
By Putra Ramanda

Selasa, 17 Februari 2015

Dzikir sebagai Kekayaan Kita


Assalamu'alaikum..
Bismillahirrahmanirrahiim…

Sahabat....
 
Saat tiba pagi dan sore hari, yuk baca:
100 shalawat
dzikir01
100 tasbih subhaanawlloohi wabihamdih
dzikir02
 100 astaghfiruwllooh. Baca dengan penuh cinta, santai, dan dinikmati.
dzikir03
Baca juga hasbiyawlloohu laa-ilaaha illaa huu. ‘alaihi tawakkaltu wahuwa robbul ‘arsyil ‘adzhiim. Ini adalah bagian dari dua ayat terakhir dari Q.S. At Taubah. Baca aja keduanya sebanyak 7 kali, ya.
at taubah 128
at taubah 129
  Kemudian baca Al Ikhlaash, Al Falaq, An Naas masing-masing sebanyak 3 kali.
qulhualfalaq annas
Ulangi dzikir ini dua kali sehari: pagi dan sore.

Buat yang berat hidupnya, ketahuilah, mungkin karena kurang zikir-zikir barangkali. Dengan membiasakan membaca zikir, semoga hidup menjadi semakin enteng. Buat yang rajin baca, ia bagaikan sedang mengumpulkan kekayaan, meniti jalan kemenangan, kesuksesan, kejayaan, dan kemuliaan. Terus rutinkan, ya.

Lebih baik lagi jika Sahabat mau mempelajari betul dzikir pagi, sore, serta zikir-zikir setelah shalat. Pelajari dan amalkan. Asli. Hidup insya Allah bakal enteng seenteng-entengnya.

Saya suka kasian sama yang buat makan aja susah. Bayar kontrakan susah. Bayar angsuran ini itu, susah. Bayar sekolah/kuliah, cari kerja/jodoh, susah. Saya juga suka kasian sama yang pengen usaha, keringetan cari modal. Udah usaha, masih keringetan juga sebab kerap masalah muncul. Kemudian peristiwa ini dibilang wajar. Padahal mah nggak wajar. Kenapa? Sebab hidupnya sepi dari dzikir harian.

Melewati hari tanpa dzikir harian adalah seperti jalan di muka bumi nggak pake pakaian, dengan membawa beban berat di pundaknya.

Bismillaah dah. Coba niatin jajal dzikir ini, sekitar 3 hari dulu. Terus lanjut 7 hari, 14 hari, 40 hari, hingga pada akhirnya bisa 100 hari nggak pernah nggak baca. Baca terus.

Buat yang punya orang tua, keluarga yang sedang ada hajat, sedang susah, sedang butuh pertolongan Allah, kerjakan juga dzikir-dzikir ini. Buat yang belum berjodoh, belum punya anak, belum kerja, nggak lulus-lulus kuliah, pengen S2, S3 … atau bahkan S5 atau S8, he he … ini mah enteng dah buat Allah.

Setiap habis mengerjakan zikir-zikir ini, tarik nafas sebentar. Konek sedikit ke Allah. Konsentrasi dengan menghela nafas. Lalu berdoalah …

Alaa bidzikrillaahi tath-mainnul quluub. Ingatlah, dengan mengingat Allah hati akan menjadi tenang. Coba cari nih ayat ada di surat apa dan perhatikan betul ayatnya.

Dzikir tadi coba salin di kertas selembar. Bawa terus lembar tersebut sebagai pengingat bahwa ada dzikir harian yang minimal kudu dibaca. Share artikel ini ke sebanyak-banyak teman via twitter, BBM, facebook, semua media dah.

Oh ya, ajarin orang akan hal ini. Ingatkan. Kalo perlu bikin kelompok kecil. Cari kawan. Yang saling mengingatkan dan sama-sama mengerjakan. Minta mereka juga cari downline. Pake prinsip Ajak, Rawat, & Uswatun Hasanah. Prinsip ini mengajarkan untuk tidak hanya mengajak, tetapi juga ngingetin buat terus melakukan.

Bila hasilnya pengen lebih hasil lagi, coba liat-liat. Punya apa yang bisa disedekahin? Keluarin aja duluan untuk jadi pelengkap dzikir yang hebat. InsyaaAllah.

Ok. Ok. Kebanyakan nih, he he. Segera aja disalin, ya. Sebab nggak mungkin saya ngingetin terus. Salin di kertas. Fotokopi aja, bagiin ke orang-orang. Yang mau nyalin, terus mau motokopi dan bagiin lembar yang ditulisulangnya sendiri, kasih tau aja. Sekadar ngebahagiain saya bahwa amalan ini dijalanin.

Loh… Katanya udahan? Ini masih nulis aja? He he he. Ok. Pamit. Salam hormat.

Salinnya dari awal, ya. Semua dzikir tadi ditulis ulang. Jangan ada yang dilewatin. 
Masih nongol, hehehe. Sebelum ditegor , he he he. Ok. Pamit beneran …

*Jangan Lupa Tinggalkan Komentarnya setelah membaca setiap artikel yang ada pada blog ini, shukron
Assalamu'alaikum.. 
By Putra Ramanda

Bersedekahlah Sahabatku



 Assalamu'alaikum..
Bismillahirrahmanirrahiim…

Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat.  -Al Baqarah: 265-

Fadhilah sedekah sangatlah banyak. Bisa mendatangkan ampunan Allah, menghapus dosa, obat penyakit, penarik rezeki, dan sebagainya. Bersegeralah bersedekah, sebab Rasul mengatakan: “Cepat-cepatlah kalian bersedekah. Sesungguhnya bala (bencana) itu tidak dapat melampaui sedekah”. (HR Baihaqi/ Sunan al-Kubra/7831)

Sedekah juga bisa mendatangkan keridhaan, kasih sayang, dan bantuan Allah. Sebagaimana hadits Nabi: “dan Allah senantiasa memberi pertolongan kepada Hamba-Nya selama ia menolong saudaranya”.  Selalu ada mereka yang hidupnya lebih sulit daripada kita. Terhadap mereka inilah Allah meminta kita memperhatikan mereka jika kita ingin diperhatikan oleh Allah.

Matematika sedekah itu unik. Saat kita memberi apa yang kita punya, Allah justru akan mengembalikan lebih banyak lagi. Sedekah itu rumusnya bertambah, bukan berkurang. Investasi, bukan pengeluaran. Surat Al- An’aam ayat 10 menyebutkan:  “Barangsiapa membawa amal yang baik, Maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat”. Surat Al-Baqarah ayat 261 juga menyebutkan bahwa: “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha mengetahui.”

Pengembalian Allah beragam bentuknya, tidak mesti harta, akan tetapi bisa jadi sesuatu yang insya Allah pas untuk kondisi dan keperluan kita saat ini. Bukalah mata hati untuk melihatnya. Semakin banyak bersedekah, semakin banyak pula penggantian dari Allah. Insya Allah. Perbanyak amaliyah kita dan kurangi terus maksiat agar harta yang disedekahkan tak sia-sia.

Semoga Allah memudahkan kita untuk bersedakah, meringankan langkah untuk bersedekah, dan balasan dari Allah tak terhalang oleh dosa-dosa yang kita miliki. Berdoalah agar Allah selalu membukakan pintu ilmu, hikmah, taufiq, dan hidayah-Nya hingga menjadi orang-orang yang mengikhlaskan diri kepada Allah.

*Jangan Lupa Tinggalkan Komentarnya setelah membaca setiap artikel yang ada pada blog ini, shukron
Assalamu'alaikum.. 
By Putra Ramanda

Berdoalah


Assalamu'alaikum..
Bismillahirrahmanirrahiim…

 
Ketika Allah menggerakkan lisan kita berdoa, sesungguhnya Allah ingin memberi apa yang kita minta.

Lalu, Allah lihat siapa yang sungguh-sungguh berdoa dan bersabar.

Diizinkan berdoa saja sungguh sudah merupakan suatu karunia. Jauuuuuuh melebihi kalo kita diterima menjadi tamu presiden, lalu ditawari bantuan, “Apa yang bisa saya bantu?”

Maka berdoalah. Sungguh Allah, Tuhan kita itu, Maha Mendengar dan Maha Mengabulkan. Berdoalah yang serius, sungguh-sungguh dan sesering mungkin.

Sempetin dhuha dan niatlah shalat berjamaah di masjid, khususnya buat laki-laki. Bacalah Qur’an walau 1–2 ayat, berikut artinya.

Saya doakan semoga semua bisa berdoa di Multazam, di Masjidil Haram, Makkah, dan di Raudhah, di Masjid Nabawi, Madinah. Aamiin, Ya Allah, Ya Rabbal ‘alamiin..

*Jangan Lupa Tinggalkan Komentarnya setelah membaca setiap artikel yang ada pada blog ini, shukron
Assalamu'alaikum.. 
By Putra Ramanda

Senin, 16 Februari 2015

Kemuliaan Al Qur’an

Assalamu'alaikum..
Bismillahirrahmanirrahiim…


Al Qur’an membawa saya ke tempat yang mulia. Bagaimana pengalaman kawan-kawan? Segala puji bagi Allah. Saya ceritakan ini tanpa kesombongan. InsyaaAllah sebagai hikmah.

Semua yang mendekati Al-Qur’an, memperhatikannya dan menenggelamkan dirinya ke dalam kenikmatan Al-Qur’an, maka Allah akan meninggikan dan memuliakannya.

Maka saya yakin, semua kawan pasti insyaaAllah punya cerita yang bisa membangkitkan minat buat yang belum mendekati dan mencintai Al-Qur’an.

Ceritakanlah. tanpa rasa sombong. memberitakan kabar gembira. bahwa Allah Yang Maha Mulia, memuliakan yang memuliakan Al-Qur’an.

Ini sepenggal ceritaku… mana ceritamu… ceritakanlah… kabarkanlah… agar dunia mendekat dan mencintai Al-Qur’an.

Saya kalau sedih, saya buka Al-Qur’an. Saya mendapati air mata saya menetes kemudian saya mendapati rongga hati dan ketenangan merayap masuk.

Saat kesel, saat letih, saat lelah, Al-Qur’an seperti memanggil-manggil untuk dibuka dan dibaca. Yaa Allah… hilanglah keletihan dan hilanglah kelelahan.

Jika kau temani Al-Qur’an saat kau senang, maka Al-Qur’an akan menemani saat kau sulit.

*Jangan Lupa Tinggalkan Komentarnya setelah membaca setiap artikel yang ada pada blog ini, shukron
Assalamu'alaikum.. 
By Putra Ramanda

Jumat, 13 Februari 2015

Bagaimana Hakikat Rezeki ?

Assalamu'alaikum..
Bismillahirrahmanirrahiim…


Bukankah kita dulunya tiada kemudian menjadi ada dan akan kembali menjadi tiada. Itu semua kehendak Allah SWT.

Hidup ini berkah. Allah tidak akan membiarkan makhluk-Nya hidup tidak berdaya. Allah telah menyediakan segala yang dibutuhkan makhluk-Nya. Allah memberikan juga rezeki berupa uang, kesehatan, kebahagiaan, anak yang saleh, keluarga sakinah, kemampuan bekerja, jiwa optimisme, teman-teman yang baik, dll.

Juga memberi kemampuan berbagi, kemampuan berdoa, taat beribadah dan bertakwa. Bahkan diberi “akhir hidup yang baik”, khusnul khatimah.

"Dia telah berikan kepadamu (keperluanmu) dan segala yang kamu mohonkan kepada-Nya. Jika kamu hitung nikmat Allah, mustahil kamu dapat menghitungnya." (QS Ibrahim [14]:34)

"Dan nikmat apa saja yang ada pada kalian, maka itu dari Allah." (QS An-Nahl [16]:53)

"Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak dapat menentukan jumlahnya …" [QS An-Nahl [16]:18]

Dan di ulang 31 kali dalam Al Quran surat Ar-Rahmaan [55] yang dialamatkan kepada kita, “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”

Renungkan dalam-dalam beberapa ayat di atas. Semoga kita mendapatkan “keyakinan dan ma’rifat tentang hakikat rezeki” sebagai modal dalam meniti kehidupan.

*Jangan Lupa Tinggalkan Komentarnya setelah membaca setiap artikel yang ada pada blog ini, shukron
Assalamu'alaikum.. 
By Farza MasterIT