Assalamu'alaikum..
Jika kawan-kawan sudah punya pekerjaan dan usaha, lalu dipakai
maksiat, atau jadi jalan maksiat, apalagi sampe jadi jalan ngelawan
Allah… duh…
Jika kawan-kawan udah punya pekerjaan dan usaha, lalu dipakai untuk
mendekatkan diri kepada Allah… Wah… Keren. Apalagi bisa jadi jalan bagi
yang lain deket juga. Wuih…
Jika kawan-kawan punya pekerjaan dan usaha, tapi malah bikin yang
lain jadi jauh dari Allah? Menjadikan orang jauh dari Allah, apalagi
menyengaja seperti itu…?
Coba pikirin kelakuan kita di bumi Allah ini… Seperti apa kelakuan
dan cara kita “berterima kasih” ke Allah? Yang sudah ngasih pekerjaan
dan usaha?
Jika kawan-kawan kerja di tempat usaha atau di bidang usaha yang
malah melawan Allah, menjauhkan diri, apalagi orang lain, dari Allah,
berdoalah. Berdoa apa? Berdoa supaya dikasih supermarket… Apa ga sayang
menjual apa yang diharamkan Allah…? Misal loh ya. Misal…
Jualan cokelat, tapi mendukung perzinahan?
Bisa jualan cokelat… Berpuluh-puluh tahun bisa jualan cokelat. Tapi
kemudian malah mendukung perzinahan… Misal… Lalu? Terima kasihnya di
mana?
Kerja di hotel… Apalagi bisa punya hotel… Lah terus hotelnya malah support perzinahan. Difasilitasi. Malah dikasih potongan harga. Kira-kira gimana ya?
Dikasih jabatan… Tapi dengan jabatan itu, malah tambah jauh dari Allah… Kira-kira nanti akan seperti apa di kemudian harinya?
Punya jabatan, malah kemudian dipake untuk menjauhkan orang lain dari
Allah? Sendiri aja jauhnya dari Allah bisa jadi masalah. Apalagi sampe
mengakibatkan…
Punya jabatan, tapi tambah deket dengan Allah… tambah dipake itu
jabatan untuk menjadi sebab hidayah buat orang banyak… Kayak apa Allah
bakal terima kasih ke dia?
Jadi pengusaha, lalu jadi sebab hidayah dan jadi jalan ibadah dan amal saleh karyawan-karyawannya, wuih… Keren banget dah…
Dikasih kerjaan, lalu jadi sebab hidayah kawan-kawan lain di tempat
kerjaannya, maka insyaaAllah amanah Allah bakal lebih bagus, lebih baik,
lebih hebat.
Habis ini coba buka sebuah ayat Qur’an, ya. Apa ayatnya?
Barang
siapa yang memberikan syafa’at yang baik, niscaya ia akan memperoleh
bahagian (pahala) dari padanya. Dan barangsiapa memberi syafa’at yang
buruk, niscaya ia akan memikul bahagian (dosa) dari padanya. Allah Maha
Kuasa atas segala sesuatu.
(QS. An Nisa: 85)
Coba buka Qur’an surat An Nisa: 85 ya… buka sekarang ya… plus hadits tentang man dalla ‘alaa khoirin ka faa’ilih. Siapa yang nunjukin atau jadi sebab jalan kebaikan…
Sekarang pikirin akhlak kita, adab kita, kelakuan kita… Dikasih mata,
telinga, mulut, kaki, tangan, duit, badan, dan pikiran… Keq apa?
Dikasih rumah, mobil, motor, suami atau istri, anak… orang tua, dan keluarga… kayak apa bersyukurnya? Kayak apa terima kasihnya?
Yuk ngaca sendiri… Di cermin kejujuran…
Jika kawan-kawan kerja di tempat usaha atau di bidang usaha, yang
malah melawan Allah, menjauhkan diri, apalagi orang lain, dari Allah,
berdoalah. Berdoa apa?
حسبي ربي… cukuplah Allah aja segala-segalanya bagiku… pelindung,
penolong, pembela, penyelamat, pemenuh kebutuhan, dan pemberi kekayaan…
لااله الاالله… Tidak ada tuhan, selain Allah.
Luasin lagi cara mikirnya ya. Misal. Saudara adalah kepala sekolah.
Lah, kok ya ga ngasih waktu buat anak-anak dhuha-an dan sholat
berjamaah… Misal… Atau… Jadi kepala sekolah, terus memfasilitasi
anak-anak untuk doa dulu, ngaji dulu, ngafal seayat dulu, dhuha 2 rokaat
dulu… Terus nanti berjamaah…
Pahala kepsek kayak gini gimana ya? Keren.
Pikirin posisi-posisi kayak ayah ibu, bagi anak-anaknya… Kakak bagi
adiknya… RT, RW, Lurah, Camat, Walikota, Bupati, Gubernur,
Menteri-menter, Presiden…
Assalamu'alaikum..
By Farza MasterIT
Shared This.
BalasHapus