Assalamu'alaikum Sahabat..
Bismillahirrahmanirrahiim…
Bismillahirrahmanirrahiim…
Bicara tentang negeri, saya teringat dengan kisah yang termuat dalam
Q.S. Al Fiil, tentara gajah. Salah satu pasukan terbaik yang pernah ada
di muka bumi saat itu. Perlambang kekuatan.
Salah satu kemuliaan yang Allah berikan untuk suku Quraisy di
antaranya adalah menjadi penjaga Ka’bah, Rumah Allah. Abrahah, seorang
Gubernur Habasya berambisi menghancurkan dan meratakan Ka’bah dengan
tanah.
Singkat cerita, pasukan Abrahah sudah bergerak menuju Mekkah.
Quraisy, sebagai imam para suku dan suku-suku lain, dengar dan tahu.
Abrahah dan pasukannya berkemah di tempat yang tidak jauh dari Mekkah.
Mereka menjarah ternak-ternak dan dagangan-dagangan orang-orang Mekkah.
Abdul Muthallib, pemimpin suku Quraisy, menemui Abrahah. Pemimpin
bertemu pemimpin. Ia meminta agar apa yang dirampas oleh Abrahah
dikembalikan. Abrahah tertawa dan heran. “Engkau dan kaummu tahu bahwa
aku dan pasukanku datang untuk menghancurkan Ka’bah. Tapi bukannya
meminta kami balik kanan ke negeri kami, kau malah meminta yang kecil,
remeh temeh…”
Abrahah heran. Ya. Abrahah heran. Ada kesempatan Abdul Muthallib
meminta ampunannya Abrahah dan memohon agar jangan menghancurkan Ka’bah.
Tapi yang Abrahah dengar malah Abdul Muthallib minta agar Abrahah
mengembalikan ternak-ternak dan dagangan orang-orang Mekkah yang
dirampas.
Abrahah menganggap Abdul Muthallib dan Quraisy seperti tidak
memikirkan Ka’bah. Tidak memikirkan kepentingan nasional, begitu
kira-kira.
Apa jawaban Abdul Muthallib?
“Kami minta yang memang milik kami. Ka’bah itu sendiri ada yang
punya, yakni Allah. Biar saja engkau dan pasukan bergajahmu berurusan
dengan Allah, Pemilik Ka’bah. Robbul Baitil ‘Atiiq…”
Pembicaraan antar pemimpin selesai. Abrahah tidak mau mengembalikan apa yang sudah dirampasnya.
Hari yang ditetapkan tiba. Pasukan bergajah diberangkatkan. Deru
debu, suara lengkingan gajah-gajah yang terlatih memang untuk perang,
teriakan pasukan tempur Abrahah terasa begitu mencekam. Namun, apa yang
terjadi di seputar Ka’bah? Mereka meyakini bahwa Allah pasti menjaga Rumah-Nya. Bila satu hal sudah mau dilindungi Allah, sudah mau ditolong Allah, maka tidak ada yang bisa melawan kehendak Allah.
Keyakinan Abdul Muthalib dan pembesar-pembesar Quraisy menenangkan
seluruh penduduk negeri Mekkah dengan berbagai sukunya. Ka’bah dan
semua jengkal di bumi ini milik Allah. Termasuk Indonesia. Sejatinya,
Allah pasti bela jika ada yang mau merusak. Masalahnya, jika Allah biarkan hancur, rusak, kacau, jangan-jangan emang tidak pantes buat dibela, tidak pantes dilindungi, ditolong.
Pasukan gajah berangkat membawa serta Abrahah dan kesombongannya:
seakan gajah itu milik mereka dan bisa mereka kendalikan. Apalagi
gajah-gajah itu sudah dilatih dan dipersiapkan untuk perang. Tentu saja
bukan gajahnya bukan macam taman safari yang “sekadar” ngarep kacang.
Perlu diingat bahwa gajah-gajah itu dan apapun di dunia ini milik Allah. Pengendali mereka adalah Allah. Termasuk semua senjata sejak tahun gajah hingga termodern kelak milik Allah.
Karena milik Allah. Maka pengendali sebener-benarnya adalah Allah. Bukan manusia. Apapun itu. Nuklir, drone, tank, rudal, dan seterusnya.
Gajah-gajah pun bertempur dengan menggunakan pakaian perang, memakai
pelindung kepala besi, diarahkan penunggangnya ke arah Ka’bah.
Gajah-gajah itu berangkat bagai drone, nuklir, rudal, tank, yang sudah dilepas menuju target yang sudah di-locked.
Keanehan terjadi. Sampe di sini, coba buka dulu Q.S. Al-Fiil dan
Quraisy. Kisah ini diceritakan langsung oleh Penyaksi dan Pengendali
Sejarah. Baca teksnya. Baca artinya. Berulang dan berulang.
Sebelum lagi kemudian burung-burung Ababil diterbangkan Allah membawa batu-batu kerikil dari neraka terjadi keanehan…
Keanehannya apa? Baca aja dulu dua surah itu dengan artinya. Jangan sekali. Tapi berulang dan berulang.
Burung-burung Ababil itu bagaikan drone super canggih yang dimiliki Allah, bahkan bukan saja untuk manusia pada zaman itu, tetapi juga bagi manusia sepanjang zaman.
Jika manusia, khususnya masyarakat Indonesia, mau punya senjata yang
seperti ini, yang dikeluarkan Allah langsung dari sisi-Nya, yang
pastinya tidak ada lawan, mudah saja. Tidak perlu menggunakan anggaran
APBN. Tidak perlu beli kemana-mana.
Aneh juga jadinya jika tank-tank, kapal-kapal selam, drone,
dan senjata-senjata super canggih dibelinya bahkan dari negara-negara
lain. Makin nggak ada rahasia negara. Kecuali kalau kita buat sendiri.
Senjata milik Allah, belinya pake ketakwaan aja. Allah tidak butuh uangnya manusia. Bertakwa aja yang benar. Nanti Allah persenjatai.
Oke, selamat membaca Q.S. Al-Fiil dan Q.S. Quraisy. Mudah-mudahan Allah SWT memberikan Rahmat dan Hidayahnya untuk Kita Semua.
Subhanallah Walhamdulillah Walailahaillallah Wallahuakbar Walahaulawala Quwwattaillabillahil'alyyl'adzim.
*Jangan Lupa Tinggalkan Komentarnya setelah membaca setiap artikel yang ada pada blog ini, syukron
Assalamu'alaikum..
By Putra Ramanda
By Putra Ramanda
Shared This
BalasHapus