Selasa, 24 Februari 2015

Negeri


Assalamu'alaikum Sahabat..
Bismillahirrahmanirrahiim…

Bicara tentang negeri, saya teringat dengan kisah yang termuat dalam Q.S. Al Fiil, tentara gajah. Salah satu pasukan terbaik yang pernah ada di muka bumi saat itu. Perlambang kekuatan.

Salah satu kemuliaan yang Allah berikan untuk suku Quraisy di antaranya adalah menjadi penjaga Ka’bah, Rumah Allah. Abrahah, seorang Gubernur Habasya berambisi menghancurkan dan meratakan Ka’bah dengan tanah.

Singkat cerita, pasukan Abrahah sudah bergerak menuju Mekkah. Quraisy, sebagai imam para suku dan suku-suku lain, dengar dan tahu. Abrahah dan pasukannya berkemah di tempat yang tidak jauh dari Mekkah. Mereka menjarah ternak-ternak dan dagangan-dagangan orang-orang Mekkah.

Abdul Muthallib, pemimpin suku Quraisy, menemui Abrahah. Pemimpin bertemu pemimpin. Ia meminta agar apa yang dirampas oleh Abrahah dikembalikan. Abrahah tertawa dan heran. “Engkau dan kaummu tahu bahwa aku dan pasukanku datang untuk menghancurkan Ka’bah. Tapi bukannya meminta kami balik kanan ke negeri kami, kau malah meminta yang kecil, remeh temeh…”

Abrahah heran. Ya. Abrahah heran. Ada kesempatan Abdul Muthallib meminta ampunannya Abrahah dan memohon agar jangan menghancurkan Ka’bah. Tapi yang Abrahah dengar malah Abdul Muthallib minta agar Abrahah mengembalikan ternak-ternak dan dagangan orang-orang Mekkah yang dirampas.

Abrahah menganggap Abdul Muthallib dan Quraisy seperti tidak memikirkan Ka’bah. Tidak memikirkan kepentingan nasional, begitu kira-kira.

Apa jawaban Abdul Muthallib?
“Kami minta yang memang milik kami. Ka’bah itu  sendiri ada yang punya, yakni Allah. Biar saja engkau dan pasukan bergajahmu berurusan dengan Allah, Pemilik Ka’bah. Robbul Baitil ‘Atiiq…”

Pembicaraan antar pemimpin selesai. Abrahah tidak mau mengembalikan apa yang sudah dirampasnya.

Hari yang ditetapkan tiba. Pasukan bergajah diberangkatkan. Deru debu, suara lengkingan gajah-gajah yang terlatih memang untuk perang, teriakan pasukan tempur Abrahah terasa begitu mencekam. Namun, apa yang terjadi di seputar Ka’bah? Mereka meyakini bahwa Allah pasti menjaga Rumah-Nya. Bila satu hal sudah mau dilindungi Allah, sudah mau ditolong Allah, maka tidak ada yang bisa melawan kehendak Allah. 

Keyakinan Abdul Muthalib dan pembesar-pembesar Quraisy menenangkan seluruh penduduk negeri Mekkah dengan berbagai  sukunya. Ka’bah dan semua jengkal di bumi ini milik Allah. Termasuk Indonesia.  Sejatinya, Allah pasti bela jika ada yang mau merusak. Masalahnya, jika Allah biarkan hancur, rusak, kacau, jangan-jangan emang tidak pantes buat dibela, tidak pantes dilindungi, ditolong.

Pasukan gajah berangkat membawa serta Abrahah dan kesombongannya: seakan gajah itu milik mereka dan bisa mereka kendalikan. Apalagi gajah-gajah itu sudah dilatih dan dipersiapkan untuk perang. Tentu saja bukan gajahnya bukan macam taman safari yang “sekadar” ngarep kacang.

Perlu diingat bahwa gajah-gajah itu dan apapun di dunia ini milik Allah. Pengendali mereka adalah Allah. Termasuk semua senjata sejak tahun gajah hingga termodern kelak milik Allah.

Karena milik Allah. Maka pengendali sebener-benarnya adalah Allah. Bukan manusia. Apapun itu. Nuklir, drone, tank, rudal, dan seterusnya.

Gajah-gajah pun bertempur dengan menggunakan pakaian perang, memakai pelindung kepala besi, diarahkan penunggangnya ke arah Ka’bah. Gajah-gajah itu berangkat bagai drone, nuklir, rudal, tank, yang sudah dilepas menuju target yang sudah di-locked.

Keanehan terjadi. Sampe di sini, coba buka dulu Q.S. Al-Fiil dan Quraisy. Kisah ini diceritakan langsung oleh Penyaksi dan Pengendali Sejarah. Baca teksnya. Baca artinya. Berulang dan berulang.

Sebelum lagi kemudian burung-burung Ababil diterbangkan Allah membawa batu-batu kerikil dari neraka terjadi keanehan…

Keanehannya apa? Baca aja dulu dua surah itu dengan artinya. Jangan sekali. Tapi berulang dan berulang.
Burung-burung Ababil itu bagaikan drone super canggih yang dimiliki Allah, bahkan bukan saja untuk manusia pada zaman itu, tetapi juga bagi manusia sepanjang zaman.

Jika manusia, khususnya masyarakat Indonesia, mau punya senjata yang seperti ini, yang dikeluarkan Allah langsung dari sisi-Nya, yang pastinya tidak ada lawan, mudah saja. Tidak perlu menggunakan anggaran APBN. Tidak perlu beli kemana-mana.

Aneh juga jadinya jika tank-tank, kapal-kapal selam, drone, dan senjata-senjata super canggih dibelinya bahkan dari negara-negara lain. Makin nggak ada rahasia negara. Kecuali kalau kita buat sendiri.

Senjata milik Allah, belinya pake ketakwaan aja. Allah tidak butuh uangnya manusia. Bertakwa aja yang benar. Nanti Allah persenjatai.

Oke, selamat membaca Q.S. Al-Fiil dan Q.S. Quraisy. Mudah-mudahan Allah SWT memberikan Rahmat dan Hidayahnya untuk Kita Semua.
Subhanallah Walhamdulillah Walailahaillallah Wallahuakbar Walahaulawala Quwwattaillabillahil'alyyl'adzim.

*Jangan Lupa Tinggalkan Komentarnya setelah membaca setiap artikel yang ada pada blog ini, syukron
Assalamu'alaikum.. 
By Putra Ramanda

1 komentar: